DPR Sayangkan Langkah Pemerintah Menawarkan State Observer PBB Kepada Palestina

23-09-2011 / KOMISI I

Kebijakan pemerintah dalam hal ini Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa menawarkan pilihan State Observer atau Negara Peninjau PBB kepada Presiden Palestina Mahmoud Abbas dinilai terlalu dini. Seharusnya Indonesia dengan segala kepasitasnya memprioritaskan menggalang dukunganagar Palestina memperoleh keanggotaan penuh PBB.

“Ini langkah mundur, kita seharusnya dalam posisi mendorong dulu negara lain termasuk Amerika untuk membuka jalan keanggotaan PBB bagi Palestina. Saya juga kaget kok ada ide ini. Istilahnya ibarat orang bertinju baru main plotot-plototan kok sudah minta mundur. Ini tidak menunjukkan ketegasan sikap Indonesia,” kata Ketua Komisi I Mahfudz Siddiq kepada wartawan usai mengikuti Diskusi Publik, di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Jumat (23/9/11).

Menurut Mahfudz sebenarnya celah bagi Palestina untuk meraih keanggotaan PBB terbuka, apalagi Presiden Amerika Serikat, Barack Obama dalam pidatonya tahun lalu pernah menjanjikan akan memberikan dukungan. Walaupun Obama terlihat berbalik arah, seharusnya pernyataan 126 negara yang telah mendukung kemerdekaan Palestina dapat mempengaruhi peserta yang hadir mengikuti Sidang Umum PBB.

Komisi I menurut Mahfudz akan terus mencermati perkembangan Sidang Umum PBB di New York, Amerika Serikat. Tiga orang anggota DPR secara khusus menghadiri sebagai observer yaitu  Hayono Isman (Wakil Ketua Komisi I/FPD), Tantowi Yahya (FPG) dan Luthfi Hasan Ishaq (FPKS). Dijadwalkan Presiden Palestina Mahmoud Abbas akan menyampaikan pidato dan permintaan resmi menjadi anggota PBB malam ini.

Sementara itu bicara dalam diskusi, anggota Komisi I dari FPAN Muhammad Najib mengatakan posisi Indonesia sebagai Ketua Asean sangat strategis dalam membantu upaya Palestina dalam memperjuangkan kemerdekaan dan keanggotaan PBB. Tugas utama adalah meyakinkan Singapura, Thailan dan Myanmar yang sampai saat ini masih belum memberikan dukungan.

Najib menambahkan, DPR yang menjadi tuan rumah Konferensi APA - Asian Parliamentary Assembly28-29 September nanti di Surakarta, Jawa Tengah akan membawa isu Palestina dalam persidangan. Ketua Kaukus Parlemen untuk Timur Tengah ini berharap akan lahir sikap resmi anggota Parlemen Asia yang dapat memberikan energi positif bagi perjuangan Palestina.

Bicara dalam diskusi yang sama Duta Besar Palestina untuk Indonesia Fariz Mehdawi menyampaikan penghargaan kepada pemerintah, DPR dan bangsa Indonesia  yang telah memberikan dukungan tiada henti bagi negaranya. Terkait keanggotaan di PBB menurutnya penting untuk meraih kesetaraan dalam perundingan dengan Israel. Ia berharap tidak lama lagi kedamaian di Palestina akan terwujud dan tiga agama besar Islam, Kristen dan Yahudi bisa bersatu dalam damai di Yerusalem. (iky)

BERITA TERKAIT
Indonesia Masuk BRICS, Budi Djiwandono: Wujud Sejati Politik Bebas Aktif
09-01-2025 / KOMISI I
PARLEMENTARIA, Jakarta - Wakil Ketua Komisi I DPR RI Budisatrio Djiwandono menyambut baik masuknya Indonesia sebagai anggota BRICS. Budi juga...
Habib Idrus: Indonesia dan BRICS, Peluang Strategis untuk Posisi Global yang Lebih Kuat
09-01-2025 / KOMISI I
PARLEMENTARIA, Jakarta - Keanggotaan penuh Indonesia dalam aliansi BRICS (Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan) menjadi isu strategis yang...
Amelia Anggraini Dorong Evaluasi Penggunaan Senjata Api oleh Anggota TNI
08-01-2025 / KOMISI I
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi I DPR RI Amelia Anggraini mendorong evaluasi menyeluruh penggunaan senjata api (senpi) di lingkungan TNI....
Oleh Soleh Apresiasi Gerak Cepat Danpuspolmal Soal Penetapan Tersangka Pembunuhan Bos Rental
08-01-2025 / KOMISI I
PARLEMENTARIA, Jakarta - Tiga anggotaTNI Angkatan Laut (AL) diduga terlibat dalampenembakan bos rental mobil berinisial IAR di Rest Area KM...